LPJ Hippam Tirta Agung Desa Sumberagung

"Pada acara inti LPJ Hippam “Tirta Agung” disampaikan oleh Bendahara I Ngasiono, S.Pd.I, beliau menyampaikan laporan-laporan keuangan tahun anggaran 2013/2014. Dalam laporan bidang keuangan ini meliputi: realisasi dan rekapitulasi cadangan operasional, rincian penerimaan dan beban 1 tahun, rincian perhitungan hasil usaha, dan pembagian dana sosial lingkungan."

Pendampingan Dasa Wiswma

“Ketua TP PKK Desa Sumberagung Winarsih Sutrisna, mengucapakan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Tim Pendampingan Dasawisma Kabupaten Bojonegoro atas kunjungan serta penjelasan pengisian buku-buku Dasawisma yang benar”.

Kunjungan Forum TBM Bojonegoro di TBM Al-Hikmah

Minimnya buku inventaris pada TBM Al-Hikmah memotifasi pengelola TBM Al-Hikmah mengajukan proposal-proposal permohonan bantuan pada pemerintah kabupaten dan dinas-dinas yang lainnya. Bahkan pengelola TBM berpesan pada anggota TIM Penggerak PKK untuk memberikan buku-buku yang sudah tidak terbaca untuk dibawa ke TBM

Harga Gabah Terdongkrak Panen Melimpah Petani Sumringah

Saat ini harga gabah kering sawah sebesar Rp.3.800,- sampai Rp. 4.000,-/kg. Petani memprediksikan harga gabah saat panen raya nanti bertahan Rp. 3.500,-.

Semangat Baru Semangat Perwosi

Senam yang dipromosikan oleh TP PKK Kabupaten ini merupakan senam yang enerjik, yang mengambil gerakan tengul yang mudah dihafal.

Kamis, 26 Maret 2015

Sumberagung Punya Redhysta

Aksi Grup Redhysta
Sumberagung (KIM Mutiara Agung). “Dengan seni hidup menjadi indah” sebuah falsafah yang sudah melekat dalam kehidupan manusia. Sudah menjadi cita-cita hidup manusia yakni ingin hidup bahagia, komponennya adalah seni.

Kalau kita perhatikan maka di setiap tempat tentunya di situ pasti ada seni. Dan ada kelompok-kelompok yang sengaja menghidupkan seni, bahkan hidup dari seni.

Termasuk di desa Sumberagung, perkembangan seni cukup menggembirakan. Sebuah cabang seni yang tampil menonjol di desa ini adalah seni musik. Sebuah kelompok musik satu-satunya ada di desa Sumberagung yang dinamakan “REDHYSTA”.

“REDHYSTA, kalau arti dari nama itu ya kita buat sendiri,  remaja desa dengan sejuta cita-cita" Ucap Ridho (22) selaku pimpinan grup.

Kelompok musik yang beraliran dangdut ini terdiri dari ABDUL WAHID ARRIDHO (Ridho): Organ/Pimpinan, AGUS: Rytm, RADIKA SAMPURNO (Dika): Bass, dan ARI WIBOWO (Bowo): Kendang.

“Tahun 2006 kita berdiri, waktu itu kita-kita masih SMP” lanjut Ridho yang kami temui disela-sela latihan rutin mereka.

Untuk latihan pada waktu awal berdiri, mereka harus pergi ke salah satu studio musik di Baureno menggunakan ontel yang berjarak sekitar 8 KM untuk menyewa alat musik 1 s.d 3 jam. Tahun 2007 Group ini menerima job pertama, yaitu tampil di Desa Sumberagung pada acara malam puncak 17 Agustusan, masyarakat yang menyaksikan  hanya bisa ndlongop  dan berdecak kagum, karena mereka pada  waktu itu mereka masih cah SMP berusia 14 Tahun.

“Alhamdulillah…setelah manggung pada 17 agustusan itu grup ini menjadi tenar di masyarakat, job manggung terus berdatangan silih berganti, dari masyarakat sumberagung sendiri, dan dari desa tetangga juga”. Ucap Agus sambil menyetel gitar elektrik kebanggaanya.

Kini, kiprah dan sepak terjang “REDHYSTA” sudah Go Kabupaten, tidak saja di Desa Sumberagung, namun sering  manggung di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, bahkan Surabaya. Kami KIM sebagai warga sumberagung ikut bangga sekali dengan adanya group yang menginspirasi pemuda – pemuda Sumberagung (LK-KIM).

Selasa, 17 Maret 2015

Semangat Baru Semangat Perwosi

Semangat Perwosi Sumberagung
Sumberagung – (KIM Mutiara Agung). TP PKK Sumberagung Kecamatan Kepohbaru menekankan anggota PKK dan anggota Dasawisma wajib mengikuti senam perwosi tiap seminggu sekali. KIM mengunjungi kegiatan TP PKK tersebut pada hari Minggu 08/03/2015 begitu antusiasnya ibu-ibu mengikuti senam tersebut, bukan dari anggota PKK saja melainkan senam ini diperbolehkan untuk masyarakat umum.

Senam yang dipromosikan oleh TP PKK Kabupaten ini merupakan senam yang enerjik, yang mengambil gerakan tengul  yang mudah dihafal.

Ketua TP PKK Sumberagung  Winarsih Sutrisna menuturkan bahwa TP PKK Sumberagung saat ini juga mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba Senam Perwosi di Tingkat Kecamatan Kepohbaru yang akan diadakan pada pertengahan bulan april. Beliau juga berharap setelah lomba nanti , senam masih terus diadakan setiap seminggu sekali agar kegiatan TP PKK Sumberagung tetap aktif. (LK-KIM)

Kamis, 12 Maret 2015

Pendampingan Dasawisma di Sumberagung

Pendampingan Dasawisma di Desa Sumberagung
Sumberagung – (KIM Mutiara Agung). Pada  hari Jum’at 20/02/2015 pukul 13.30 WIB  TP PKK Desa  Sumberagung mendapat kunjungan dari Tim Pendampingan Dasawisma Kabupaten Bojonegoro. Pada acara pendampingan ini dihadiri seluruh anggota PKK dan anggota Dasawisma.

Pada kesempatan kali ini ibu Endang menyampaikan dan menjelaskan beberapa hal tentang Dasawisma.

“Bahwa pencatatan buku-buku Dasa Wisma harus sesuai dengan keadaan dan selalu berlanjut dari tahun ke tahun. Beliau berharap kader-kader dasawisma desa sumberagung bekerja keras dengan mecatat data bukan dari perkiraan atau hafalan  melainkan berkunjung dari rumah ke rumah. Setidaknya Dasawisma  mendapatkan data paling akurat ”. Tuturnya

Ketua TP PKK Desa Sumberagung Winarsih Sutrisna, mengucapakan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Tim Pendampingan Dasawisma Kabupaten Bojonegoro atas kunjungan serta penjelasan pengisian buku-buku Dasawisma yang benar. (LK-KIM)

Selasa, 10 Maret 2015

Kunjungan Forum TBM Bojonegoro di TBM Al-Hikmah

Kunjungan Forum TBM Bojonegoro di TBM Al-Hikmah
Sumberagung (KIM Mutiaraagung) - TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Al-Hikmah Sumberagung pada tanggal 03/03/2015 mendapat kunjungan dari forum TBM Bojonegoro yang diwakili  Wida Aksari, S.Pd (Sekretaris Forum TBM Bojonegoro). Kunjungan ini dalam rangka pemerikasaan administrasi dan operasional TBM Al-Hikmah Sumberagung.

“ Buku – buku inventaris TBM Al-Hikmah harus sering di bawa ke PAUD, TK,  Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. MTs/ SMP.  Sehingga minat baca peserta didik dan bahkan ibu-ibu yang menunggui anaknya dapat ditingkatkan. Kegiatan TBM ini tidak hanya Taman Bacaan saja melainkan, Taman untuk pelatihan membuat hasta karya, pelatihan membuat kue untuk ibu, pelatihan memasak, pelatihan computer dan kegiatan-kegiatan  lainnya, Mohon untuk dikembangkan lagi”. Demikian yang dikatakan  Wida Aksari, S.Pd.

Sebelum meninggalkan tempat Wida Aksari, S.Pd. memberikan pesan dan kesan antara lain : penambahan buku-buku inventaris, TBM harus mempunyai ruang sendiri, dan peningkatan administrasi dan operasional TBM Al-Hikmah.

Minimnya buku inventaris pada TBM Al-Hikmah memotifasi pengelola  TBM Al-Hikmah mengajukan proposal-proposal permohonan bantuan pada pemerintah kabupaten dan dinas-dinas yang lainnya. Bahkan pengelola TBM berpesan pada anggota TIM Penggerak PKK untuk memberikan buku-buku yang sudah tidak terbaca untuk dibawa ke TBM. (LK-KIM)

Senin, 09 Maret 2015

LPJ Hippam Tirta Agung Desa Sumberagung

LPJ Hippam Tirta Agung
Sumberagung – (KIM Mutiara Agung). Pada hari Kamis 19/02/2015 pada Pukul 13.00 WIB telah dilaksanakan laporan Pertanggungjawaban HIPPAM  ( Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum ) Tirta Agung Desa Sumberagung. Yang dihadiri oleh Pengurus Hippam, Kepala Desa dan Perangkatnya, Seluruh Ketua RT 001 – 016, dan Tokoh – tokoh Masyarakat.

Hippam "Tirta Agung" yang berdiri Tahun 2005 dan tiap 3 Tahun diadakan reorganisasi terdiri dari Pengurus inti : M.Syukur : Ketua I, Sutikno : Ketua II, Teguh Widodo Wuryanto : Sekretaris I, Budiono : Sekretaris II, Ngasiono, S.Pd.I : Bendahara I, Danuri : Bendahara II, Tahir : Pleno I,  Pujiono : Pleno II, Khudori : Pleno III, Pengawas yang teridir dari  Sukarno Hadi, S.Ag dan Suwoto, S.Pd.I, serta Karyawan yang terdiri dari :  Santoso dan  Susilo yang bertugas menjaga dan mengoperasikan peralatan Hippam, Melaporkan bila terjadi kerusakan peralatan kepada pengurus, dan mengontrol meteran air setiap bulan.

Dalam sambutannya Kepala Desa Sumberagung Sutrisna menyampaikan apresiasinya  kepada pengurus-pengurus Hippam yang telah berhasil mengelola Hippam dengan sebaik-baiknya, sehingga memudahkan kebutuhan air mandi  masyarakat Desa Sumberagung.

Dalam LPJ Hippam  sambutan Ketua Hippam diwakili oleh Ketua II  Sutikno dikarenakan Ketua I M.Syukur  berhalangan hadir karena Sakit. Sutikno menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya karena LPJ yang seharusnya dilaksanakan bulan Desember 2014 baru dapat dilaksanakan bulan Februari 2015. Dan beliau menyampaikan pada Tahun 2016 insyaallah LPJ Hippam dilaksanakan tiap Bulan Januari.

Pada acara inti LPJ Hippam “Tirta Agung” disampaikan oleh    Bendahara I Ngasiono, S.Pd.I, beliau menyampaikan laporan-laporan keuangan tahun anggaran 2013/2014. Dalam laporan bidang keuangan ini meliputi : realisasi dan rekapitulasi cadangan operasional, rincian penerimaan dan beban 1 tahun, rincian perhitungan hasil usaha, dan pembagian dana sosial lingkungan.

Pengurus Hippam juga menyampaikan program kerja Tahun 2015 yaitu:
  1. Penambahan jaringan dari  Q2 menjadi Q3 lokasi RT.001 ( ±375 M )
  2. Pemindahan meteran listrik
  3. Pengadaan stavolt
  4. Penambahan sumur
  5. Menaikkan tarif rekening dari Rp.1.000,- menjadi Rp. 1.500,-/ Meter
Pada program kerja Hippam untuk tahun 2015 ini kenaikan tarif rekening air dari Rp.1.000,- menjadi Rp. 1.500,-/ Meter  tidak menjadi masalah untuk masyarakat sumberagung dikarenakan masyarakat sumberagung sadar  kenaikan ini sudah dipikir matang-matang oleh pengurus Hippam dan dimusyawarahkan dengan pemerintah desa serta tokoh-tokoh masyarakat. Dan Kenaikan tarif ini pun untuk menambah cadangan operasional Hippam Tirta Agung.

“ Kalau Tarifnya dinaikkan Rp.500,- tidak masalah dulu saja sebelum ada Hippam saya habis ratusan ribu untuk beli air “ Kata  Samijan ( salah satu penduduk Desa Sumberagung)

Sudah ada Hippam Tirta Agung ini masyarakat sangat bersyukur sekali karena tahun-tahun sebelum Hippam berdiri masyarakat harus capek-capek mengambil air dari persawahan yang jaraknya cukup jauh dan bahkan ada yang mengeluarkan uang untuk beli air Rp. 250.000,- setiap bulannya. Dan sekarang masyarakat sumberagung hanya mengeluarkan uang sebesar Rp.20.000,- sampai Rp.50.000,- untuk setiap bulannya. Sungguh nikmat yang harus di syukuri. ( LK-KIM )

Minggu, 08 Maret 2015

Sumber Daya Manusia ( SDM ) dan Kelembagaan Kemasyarakatan

Sumberagung – KIM Mutiara Agung. Pada dasarnya manusia adalah subyek pembangunan. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor penting dan merupakan kemampuan yang diarahkan sebagai ragam kecakapan partisipatif pembangunan : kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, monitoring/ evaluasi.

Identifikasi SDM Sumberagung adalah sebagai berikut :

  • Mayoritas mengenyam pendidikan wajardikdas, banyak pula yang telah menyelesaikan pendidikan S1.
  • Besarnya penduduk usia produktif disertai etos kerja masyarakat yang tinggi.
  • Banyak dan besarnya sumber daya perempuan usia produktif sebagai tenaga yang mestinya dapat mendorong potensi industri rumah tangga.
  • Adanya warga yang mampu membuat kerajinan, munculnya usaha atas berbagai jenis kerajinan.
  • Kemampuan bercocok tanam.
  • Masih  hidupnya tradisi gotong royong dan kerja bakti masyarakat, dapat disegarkan kembali menemukan bentuknya menyesuaikan jaman.
  • Masih ada kepedulian swadaya masyarakat.
  • Tingkat – tingkat partisipasi masyarakat dalam perancanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan monitoring/ evaluasi pembangunan desa.
  • Adanya kader kesehatan yang cukup, bidan dan pada kader di posyandu yang ada disetiap dusun.
  • Banyaknya lembaga kemasyarakatan dan kelompok – kelompok swadaya  masyarakat, di bidang pemberdayaan umum seperti LPMD, PKK, Karang Taruna, di bidang penanganan air bersih adalah HIPPAM Desa, di bidang pertanian seperti Gapoktan dan HIPPA, Kelompok-kelompok usaha ekonomi produktif, koperasi dan kelompok simpan pinjam dll.
  • Adanya kelembagaan masyarakat, organisasi sekolah dan keagamaan.
  • Hubungan yang baik dan kondusif antara kepala desa, perangkat desa dan masyarakat merupakan kondisi yang ideal untuk terjadinya pembangunan desa.


Sumber Daya Alam (SDA)

Sumberagung – KIM Mutiara Agung. Lahan peratanian (sawah) seluas 145 Ha yang merupakan sawah irigasi setengah teknis yang masih dapat ditingkatkan produktifitasnya. Demikian pula sawah tadah hujan : 20 Ha. Dan tegalan 20 Ha serta lahan pemukiman : 25 Ha yang sebagian merupakan pekarangan/ perkebunan.

Identifikasi SDA Sumberagung adalah sebagai berikut :

  • Lahan 145 Ha ( sawah ) dengan hasil panen padi di musim hujan dan tembakau di musim kemarau. Lahan sawah juga tegalan dan pekarangan yang subur belum dikelola secara maksimal.
  • Wilayah Desa Sumberagung sangat baik untuk mengembangkan peternakan seperti sapi, kambing, bebek, dan ternak lain, mengingat banyaknya pakan untuk jenis ternak tersebut, sedangkan bidang usaha ini baru menjadi usaha sampingan. Dengan pertimbangan khas yang paling menonjol tampaknya adalah tingkat kesulitan hal sanitasi lingkungan.
  • Sebagai langkah banyaknya sisa kotoran ternak sapi dan kambing, memungkinkan untuk dikembangkan usaha pembuatan pupuk organik.
  • Masih adanya usaha perikanan air tawar.


Surat Keputusan tentang Pengukuhan Pengurus Karang Taruna Masa Bakti 2014-2018

Surat Keputusan tentang Pembentukan KIM

Surat Keputusan tentang Pokja Desa Sehat

Surat Keputusan tentang Posko Linmas

Surat Keputusan tentang Hippa

Surat Keputusan tentang HIPPA 

Surat Keputusan

Sabtu, 07 Maret 2015

Harga Gabah Terdongkrak Panen Melimpah Petani Sumringah

Suasana Panen Raya Petani Sumberagung
Sumberagung (KIM Mutiara Agung) - Para petani di Kecamatan Kepohbaru khususnya Sumberagung merasa lega dan bisa sumringah karena harga gabah saat ini naik. Ditambah pula kualitas gabah cukup baik. Saat ini harga gabah kering sawah sebesar Rp.3.800,- sampai Rp. 4.000,- / kg. petani memprediksikan harga gabah saat panen raya nanti bertahan Rp. 3.500,-.

Hal ini merupakan kebahagiaan bagi para petani seperti Sukri (60) yang berprofesi sebagai petani. Sawahnya ½ Ha sudah dilirik pedagang bahkan sudah diberi persekot/panjer sebesar Rp.1.000.000,-.

“Semoga harga gabah bertahan hingga musim panen ini selesai atau malah bisa lebih tinggi lagi, saya sangat senang karena sawah saya  ½ Ha ditebas pedagang dengan harga  Rp.13.500.000,-“ ujar Sukri yang kami temui di  dekat sawah miliknya.

Para pedagang gabah pun juga sumringah dan bergairah, padi yang baru merunduk (ndiluk) sudah mulai ditawar. Namun sayangnya para petani lebih suka menjual gabahnya dengan sistem tebasan, yakni menjual gabah dengan borongan di sawah sebelum dipanen.

“Enak seperti ini, borongan saja, saya tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk makan dan bawon (upah pekerja yang diambil dari jumlah total hasil panen dibagi 9 kemudian di kalikan harga gabah pada saat itu, hasilnya akan di bagi rata sebanyak jumlah pekerja) ya saya hitung-hitung, harga gabah sekian kemudian jumlah gabah sawah saya sekian, hasilnya untung atau rugi, kalau untung ya saya terima. Kalau rugi saya nawar lebih tinggi lagi, kalau tidak mau ya cari pedagang lain.” Lanjut pria setengah baya ini.

Walaupun demikian, harga tebasan pun masih relatif mahal. Tiap 1 Ha laku Rp.23.000.000,- sampai  Rp.26.000.000,-. Para petani berharap agar keadaan ini bisa bertahan, mengingat selama ini nasib petani terpuruk karena setiap panen raya tiba harga gabah anjlok. (LK-KIM)


Jumat, 06 Maret 2015

Pendampingan LCCK KIM Wilayah Kerja I Tahun 2015

Pendampingan LCCK KIM Oleh Dinas Kominfo Bojonegoro
Sumberagung  ( KIM Mutiara Agung ) – Kamis  05/03/2015  Pukul 10.00 WIB acara Pendampingan LCCK ( Lomba Cerdik Cermat Komunilkatif ) KIM  Wilayah kerja I di Kecamatan  Baureno di mulai. Acara yang diadakan oleh Dinas Kominfo Kabupaten Bojonegoro ini berjalan lancar hingga selesai.

Pendampingan LCCK KIM Bojonegoro dibagi  Mejadi 5 wilayah kerja. Wilayah kerja I terdiri dari 5 Kecamatan yaitu :  Baureno (Desa Pucang arum), Sumberrejo (Desa Sendang Agung), Kanor (Piyak), Kedungadem (Desa Megale) dan yang terakhir Kepohbaru     (Desa Sumberagung).

“Tujuan diadakan LCCK KIM berbasis IT ini adalah mencari informasi, Mengolah Informasi dan Menyalurkan Informasi melalui media internet/Blog, dan kami berharap semoga setelah LCCK KIM ini selesai, blog yang dibuat oleh peserta KIM tetap aktif” Demikian yang dikatakan Kepala Dinas KOMINFO Bojonegoro, Kusnandaka Tjatur Prasetya di Pendopo Kecamatan Baureno.

Materi pendampingan ini meliputi :  membuat dan mengisi blog, penulisan berita, publikasi potensi desa/ kecamatan, update foto-foto berita dan tanya jawab melalui media online. Penilaian dan penetapan  juara per wilayah kerja ditentukan tanggal  16-18 Agustus 2015.

LCCK KIM didampingi oleh Dinas Kominfo, Wartawan Senior, Pendamping-pendamping dari Blogger dan yang lainnya. Para pendamping ini berbagi ilmu tentang bagaimana mengisi  blog dan bagaimana  membuat berita yang baik dan benar. (LK-KIM)

Visi Misi Desa Sumberagung


•    Visi Desa
    
    "Mewujudkan Sumberagung Sebagai Desa Mandiri Dengan Optimalisasi Sinergi Segenap Potensi"

•    Misi Desa

  1. Memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dan tidak  berbelit-belit kepada masyarakat.
  2. Menjalankan pemerintahan dengan jujur, bersih bermartabat terbebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
  3. Melaksanakan administrasi yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.
  4. Meningkatkan kesadaran beragama, menciptakan rasa aman, rukun dari keanekaragaman budaya terhadap seluruh masyarakat desa.
  5. Membantu dan membina lembaga pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama. Misalnya TPI, TPA, Madrasah Diniyah, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar, Madrasah Tsanawiyah yang berkembang di Sumberagung.
  6. Memperkokoh persatuan dan kesatuan antar warga, antar pemuda hidup rukun penuh kasih sayang.
  7. Mendukung dan merangsang kegiatan kepemudaan, kemasyarakatan dengan menggali dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) atau Sumber Daya Alam  (SDA).
  8. Mencari terobosan untuk meningkatkan hasil usaha pertanian seperti gabah dan tembakau rajang serta hasil usaha lainnya.
  9. Mencari terobosan dalam perbaikan sarana prasarana infrastruktur jalan serta

Kamis, 05 Maret 2015

Kotoran Kambing Disulap Menjadi Bahan Bakar


Sumberagung (KIM Mutiara Agung) - Mahalnya bahan bakar minyak tanah, gas LPG maupun kayu bakar menjain bagi para ibu rumah tangga. Hal ini ternyata menggugah kreatifitas masyarakat untuk menggunakan bahan bakar alternatif seperti yang dilakukan salah satu peternak kambing di desa sumberagung yang bernama Majuri (49). Lelaki yang berprofesi sebagai peternak ini  memproses  kotoran kambing menjadi biogas.

Walaupun hasilnya belum maksimal, namun hal ini pantas untuk mendapatkan apresiasi karena kreatifitasnya. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang kami lakukan kepada yang bersangkutan, beliau menuturkan bahwa pemrosesan seperti ini memang harus digalakkan karena mengingat harga bahan bakar saat ini sangatlah mahal.

“Dari bahan baku kotoran ternak kambing sejumlah 15 ekor, saya  mencoba untuk menghasilkan gas untuk keperluan memasak sehari-hari. Namun sampai hari ini gas yang dihasilkan belum maksimal,” ujar Majuri.

Oleh karena itu melalui rubrik KIM Mutiara Agung ini beliau berharap agar ada bantuan/ informasi baik dari dinas terkait maupun teman – teman dari luar desa yang mempunyai pengalaman teknik biogas yang bahan bakunya dari kotoran ternak mohon bantuan informasi ini sangat diharapkan agar upaya yang sudah dijalankan ini bisa berhasil. (LK-KIM)

Sejarah Pemerintahan Desa


1. Periode  1905 - 1946 MASHADI TAMAN
2. Periode  1946 - 1969 SAMIDJO
3. Periode  1969 - 1989 H. DARMIN
4. Periode  1990 - 1998 H. SOETOMO
5. Periode  1998 - 2007 BUDIONO
6. Periode  2007 - 2013 ARIF MAHFUDZI, S.Fil
7. Periode  2014 - Sekarang SUTRISNA

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Sumberagung


Struktur Organisasi KIM Mutiara Agung


VISI MISI KIM MUTIARA AGUNG

VISI KIM MUTIARA AGUNG :

Kami yang tergabung dalam Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Mutiara Agung berkomitmen untuk menciptakan suatu kelompok informasi masyarakat yang cerdas, kreatif, inovatif dan mandiri dalam mencari, mengelola dan menyampaikan informasi ke masyarakat Desa Sumberagung dan sekitarnya serta masyarakat dunia.

MISI KIM MUTIARA AGUNG :
Misi dari Kelompok Informasi Masyarakat Mutiara Agung adalah :
  1. Menjadi mitra kerja pemerintah dan masyarakat dalam penyampaian atau tukar menukar informasi.
  2. Mencari, mengelola serta menyebarkan informasi melalui situs internet dan media lainnya.
  3. Mengangkat semua informasi yang berkaitan dengan potensi Desa Sumberagung dan potensi Kecamatan Kepohbaru agar diketahui masyarakat setempat dan dunia pada umumnya.
  4. Menjadi motivasi dan  inspirasi bagi para Pemuda dan Pemudi Desa Sumberagung dan sekitarnya agar melek internet dan informasi.
  5. Membentuk wadah komunikasi yang aktif dan informatif.
  6. Memanfaatkan teknologi informasi yang semakin modern.

Kondisi Geografis Dan Jumlah Penduduk

Kondisi Geografis
Secara geografis Desa Sumberagung  terletak pada posisi 7°17′ Lintang Selatan dan 112°08′ Bujur Timur. Secara Administratif Desa Sumberagung berada di wilayah Kecamatan Kepohbaru posisi  Desa Sumberagung berbatasan dengan :
•    Sebelah Utara   : Desa Tlogorejo, Kec. Kepohbaru
•    Sebelah Timur  : Desa Woro, Kec. Kepohbaru.
•    Sebelah Selatan: Desa Mojosari, Kec. Kepohbaru
•    Sebelah Barat   : Desa Turigede / Desa Balongdowo , Kec. Kepohbaru.


Lokasi Desa
1.    Jarak desa ke ibu kota Kecamatan      =      7 Km
2.    Waktu tempuh ke Kecamatan             =     15 Menit
3.    Jarak tempuh ke ibu kota Kabupaten  =      35 Km
4.    Waktu tempuh ke kabupaten               =     45 Menit
5.    Ketersediaan angkutan umum             =      tersedia setiap hari.


Kondisi Fisik Desa
Desa Sumberagung merupakan wilayah yang terdiri dari pemukiman penduduk , tanah tegalan , lahan persawahan dan lahan fasilitas umum dengan luas wilayah desa 210 Ha.

Adapun tata guna lahan Desa Sumberagung adalah sebagai berikut :
Luas Tanah sawah      :   170  Ha yang terdiri dari:
  • Sawah irigasi ½ teknis    :       145  Ha
  • Sawah tadah hujan          :       20 Ha
  • Tegal / Ladang                :       5 Ha
Tanah Pemukiman    :   40 Ha

Jumlah penduduk Desa Sumberagung per Januari 2015 sejumlah 2825 jiwa, terdiri dari laki-laki 1427 jiwa, Perempuan 1398 jiwa, jumlah KK 782.

Asal-usul Legenda Desa dan Sekilas Perkembangan Sejarah

Kantor Desa Sumberagung
Sumberagung. Bermula dari awal abad 20 pada jaman penjajahan Belanda, terdapatlah dua desa berhimpitan, bernama Ngrayudan dan Ngasem. Masing-masing dipimpin oleh seorang kepala desa dengan sebutan ‘petinggi’. Ngrayudan yang terletak di sebelah  timur dipimpin oleh seorang petinggi bernama Mashadi Taman sedangkan Ngasem terletak di sebelah barat dipimpin oleh seorang petinggi.
(Nama petinggi itu hingga kini tetap melegenda, mengantar kenangan bersejarah tentang Sumberagung dari masa ke masa )

Petinggi dengan segenap pembawaan dan kiprah kememimpinannya pada masa itu  tidak bisa lepas dari kontrol otoritas tunggal yang tiada lain adalah kolonialis Belanda. Namun demikian, siasat dan taktik pribumi yang sudah mulai kentara turut menentukan jalan sejarah bangsa ini.  Ini biasanya muncul sebagai kecerdikan para tokoh otoritas tertentu seperti kyai dan tokoh-pemikir nasionalis. Petinggi, apapun keadaannya akan tetap menjadi tokoh tengah-tengah sesuai misi mempertahankan stabilitas keamanan dan politik serta “memakmurkan” rakyat, yang sebenarnya adalah stabilitas dan kemakmuran semu, sebab semua hanya akan bermuara tujuan pada kemapanan imperial-kolonialis bercokol dan kemakmuaran bagi mereka belaka.

Biasanya, para petinggi akhirnya hanya bisa bersiasat dengan antar petinggi di hadapan penguasa (imperial-kolonialis yang berada di wilayahnya) dalam bentuk kompetisi di Babagan stabilitas politik dan keamanan, adapun urusan kemakmuran tentunya nomer lain. Tujuan siasah tiada lain adalah prestasi khusus dan hasrat mempertahankan kedudukan, syukur perluasan wilayah ‘kekuasaan’, atau diberikannya naik jabatan dan kedudukan oleh pemerintah Hindia Belanda melalui “Ndoro Kanjeng” Wedono selaku kedudukan terbawah dalam struktur pemerintahan penjajah, membawahi para petinggi. (Tentu, semua bisa kita pahami selagi tidak ada kepecundangan terhadap arah perjuangan kebangsaan dan agama sendiri).

Alkisah, “taktik” sepihak telah dilancarkan oleh petinggi Taman terhadap petinggi, pada kesempatan tak boleh dilewatkan, saat keramaian hiburan tayub di suatu tempat di desa lain yang berjauhan,  keduanya bareng-bareng berada di sana. Siapa sangka atau kebetulan, tak lama sepeninggal keduanya menuju keramaian itu di desa Ngasem kehadiran perampok memporak-porandakan pedusunan. Saatnya tiba, petinggi Taman berkepentingan membujuk teman seprofesi itu agar tetap ‘nyante saja’ guna pulang keesokan harinya. Di sinilah jelas, rupa-rupanya Hadi Taman sudah tahu dan menunda / merahasiakan kabar perampokan itu.

Keesokan hari  tersentak kesadaran petinggi, maka telah lewatlah kesempatan melaporkan kejadian perampokan semalam itu kepada atasan dan berakhir jatuhnya sanksi baginya, copot kedudukan sebagai petinggi ! Secepatnya, Tamanlah yang dikukuhkan oleh Hindia Belanda untuk menjadi petinggi dengan perluasan wilayah Ngrayudan dan Ngasem (disatukan). Semenjak itu tidak ada lagi desa Ngasem. Namun demikian, secara formal juga tidak ada desa Ngrayudan, sebab guna arah persatuan dan kesatuan, saat itu juga dikukuhkan nama desa yang baru : DESA SUMBERAGUNG pada tahun 1905 ( H. DARMIN, 1989).

Selanjutnya Desa Sumberagung di bagi menjadi 4 dusun, yaitu Tanggir, Ngasem, Sumberagung dan Klewer dengan pusat pemerintahan yang tidak jelas resmi, tergantung di belahan mana kediaman Sang Petinggi berada, maka masyarakat tinggal mengikuti. Di era berikutnya melalui penyesuaian aturan pemerintah pusat   dan daerah istilah “petinggi” di formalkan menjadi “Kepala Desa” bagi yang di pedesaan dan “Lurah” bagi yang di kotamadya. Di samping itu, kedudukan pusat pemerintahan pun harus jelas dan memiliki kantor pemerintahan desa. Ini terbukti pada tahun 1979 Kepala Desa H. Darmin melaksanakan.

Apa arti sebuah nama? 
Kondisi alam desa di saat mana penduduknya pernah mengalami susah payah mendapatkan air penghidupan merupakan block setting hingga sebuah nama hadir - seperti suatu kesepakatan yang sama-sama tak disadari - tak lain adalah makna kesejarahan kolektif masyarakat yang mengalami gelora harapan di antara rasa susah dan peluh di badan, sedíh dan do’a : ” Ngrayu udan” yang bermakna kerinduan akan air dan sumbernya yang melimpah ruah. Benar memang, bahwa berbagai ritual merayu-rayu tak jarang digelar agar mendung berkenan turunkan hujan. Di musim kemarau yang kering kerontang, gerimispun besar artinya bagi hidup dan kehidupan.

“Sumberagung”, walaupun tampak lawan arti  “Ngrayudan”,  tak lain dan tak bukan bermakna dan berkonotasi sama, sebuah pengharapan sebagaimana tergambar dalam realitas kehidupan yang tenteram damai apabila tak jauh dari air. Hadi Taman sebagai pemilik kebijakan tak mudah melepaskan dua julukan ini, karena disamping mempertahankan natural spirit yang begitu saja terjadi, secara politis nama baru itu pun menjadi simbul kejayaan kekuasaan. Namun, juga sekaligus demi persatuan dan kesatuan baru, menyentuh bawah sadar awam untuk sekedar melupakan lembaran lama yang mungkin masih erat melekat,  Ngrayudan dan Ngasem (Arif Mahfudzi, 2009) keputusan untuk berpusat pemerintahan dan berkantor di dusun Ngasem. Dengan menata dan menempati eks ruang sekretariat Lumbung Desa (kini gedung MI Nurul Hidayah sisi selatan) saat itulah Kantor Desa Sumberagung pertama kali berdiri.  

Masih berpedoman deret aturan tersebut, normalisasi kapasitas jumlah penduduk sebuah dusun pun harus dilaksanakan. Sangat dimungkinkan dusun tertentu wajib merger dengan dusun lain atau justru membelah menjadi dua. Maka pada era kepemimpinan Kepala Desa H. Darmin pada tahun 1979 - karena kapasitas jumlah penduduk dua dusun di wilayah barat belum memenuhi sarat - diadakanlah pergeseran. Dusun Tanggir dan Dusun Ngasem disatukan menjadi “Dusun Ngasem” saja, itu pun masih ditambahkan sebagian kecil wilayah dusun Sumberagung, yaitu RT.6 dan RT.7, sedang yang lannya tetap. Semenjak itu, Desa Sumberagung terdiri atas Dusun Ngasem, Dusun Sumberagung dan Dusun Klewer.(Arif Mahfudzi, 2009). (LK-KIM)